Kamis, 12 September 2013

16 Februari 2013

"Well, jujur aku menitikan airmata saat membaca tulisan ini. Ceritanya memang tak sedramatisir kisah Romeo and Juliet, ini hanyalah sepenggal diary kecilku yang tak sengaja aku temukan di folder lama documents netbook. Tulisan lama. Sebait kenangan yang terpatri dalam kata. Aku ingat setiap detail moment yang terjadi dalam tulisan ini. Sekilas seperti memutar film lama yang sudah bertahun-tahun terkubur dalam peti. Pedih. Aku sampai berkali-kali mengusap pipi yang bercucuran airmata. :')
Please, jangan nangis cit, lupakan Skan..lupakan...
Kenangan dimasa SMA. Luka dimasa kini. Skan."

 16 Februari 2013

Salam hangatku untukmu, kamu.. seseorang yang selalu diam..

Bagaimana harimu ? baikkah? Semoga ya..
Hari ini dia bertingkah menyebalkan lagi. Kamu tahu kan, sudah enam hari dia tak masuk sekolah. Sakit. Dan kamu sendiri tahu kan, bagaimana gelisahnya aku melewati enam hari itu dikelas, tanpa dia. Tanpa kehadirannya. Kamu tahu? Rasanya itu…seperti ada sesuatu yang hilang dari diri ini tapi aku juga tak tahu apa dan sebabnya pun tak jelas. Dia kah? Entahlah.. mungkin iya. Juga tidak. Aku masih meraba-raba apa yang sebenarnya tengah melanda hati ini. Kalau dia sebabnya, aku tak akan takut. Justru heran. Mengapa bisa?

Well, kemarin dia masuk kelas secara tiba-tiba. Karena saat itu aku tengah tidur dimeja dan tak tahu jika dia datang. Teman sebelahku yang memberi tahu. Awalnya aku tak percaya, ku kira dia masih sakit. Tapi memang benar, dia ada disitu. Tengah sibuk dengan handphone-nya. Dan saat itu, entah bagaimana ceritanya, aku terus saja memandangi wajahnya yang dingin itu. Rahangnya yang runcing, matanya yang tajam, bibirnya yang tipis namun sangat manis apabila sedang tersenyum. Aku suka semuanya. Semua yang ada di dirinya.

Setengah gila aku menunggu. Menunggu dia menyapaku. Sekedar say hello, atau apa kabar? muncul dari bibirnya. Namun saat jam menunjukan pukul duabelas, dia tak jua menegurku. Dia malah menegur teman sebelahku. Miris.

Hanya tatap mata. Ya, hanya pandangan mata yang menjadi satu-satunya komunikasi antara aku dan dia. Tak sengaja aku melihat ke arahnya dan kebetulan pula dia sedang melihat ke arahku. Mata kami bertemu. Sekilas. Aku membuang muka, khawatir dia akan mencurigaiku. Tak mau dia bersikap ilfil padaku.

Apakah ini resikonya? Mencintai diam-diam. Apakah harus serumit ini? Selelah ini? Tuhan.. sungguh aku tak menginginkan situasi semacam ini. Aku tak menginginkan untuk jatuh hati pada dia. Orang yang sangat menyebalkan. Tapi lihat sekarang? Satu detik pun aku tak bisa mengalihkan pandanganku darinya.. ini gila!

Sakit memang. Saat kamu mencintai seseorang bahkan sangat menginginkannya namun dia malah tak menginginkan kita. Tak peduli sama sekali bahkan. Cuek. Acuh. Tak pernah menghargai apa yang sudah kita perbuat. Sangat ironis. Tapi bodohnya kita masih terus bertahan dengan cinta yang menyedihkan ini. Bertahan entah sampai kapan masanya. Hanya berharap suatu saat dia akan berpaling dan kembali membuka hatinya untuk kita. Tolol. Sebut ini cinta yang tolol. Namun memang ada sesorang yang seperti itu. Aku.

Dan tadi siang adalah puncak dari semua kepayahanku. Masih sama, menunggu dia menyapaku duluan. Aneh. Tapi begitulah. Aku masih saja berharap dia bersikap seperti dulu. Mustahil. Tapi aku yakin dia akan seperti itu entah kapan waktunya. Dan…saat aku baru saja tiba dikelas, dia
tiba-tiba memanggil namaku dan mengucapkan tujuh kata dihadapanku. Tujuh kata. Hanya itu dan sesingkat itu. “Cit itu ada hasil TO, lulus tuh..” hanya itu yang dia ucapkan. Shit!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar