Rabu, 27 Maret 2013

a story about 'him'


"Seberapa banyak air mata yang harus ku teteskan untuk membuatku jadi istimewa bagimu?" 

Rasanya pengen deh ngomong depan kamu pake kalimat itu? Biar ditabok sama kamu juga nggak pa-pa. Ha? Sampe segitunya kamu cit? #Ralat. Nggak bakal malu-maluin diri sendiri kek gitu lagi. Ahaha inget lah udah banyak hal konyol yang kamu lakuin, jangan nambah rekor lagi :D

Kamu tahu, setiap pulang sekolah aku selalu nyempetin buat nulis di note aku. Nulis kejadian apa aja yang tadi aku alamin bareng kamu? Cuma ngobrol kah, negur kah, senyum kah, saling tatap kah, atau sekedar buang muka.
Dan seringnya yang terakhir itu. Buang muka. Pura -pura nggak kenal, nggak liat satu sama lain padahal jelas-jelas aku_kita_berhadapan. Miris. Itu yang selalu buat aku akhirnya diem di pojok kamar. Nangis. Nyalahin diri sendiri. Kenapa aku begitu bodoh?

Hal sekecil apapun dan nggak bermakna sekalipun, tapi berhubungan sama kamu, selalu aku catet. Berlebihankah? Entah.. Hanya saja aku tak mau kehilangan secuil moment berharga darimu. Semenjak dua setengah tahun lalu.

Dan rutinitas itu masih aku lakuin sampe sekarang. Setiap kalimat yang kamu ucapkan, sms singkat kamu, masih aku simpan rapi di note. Ada ya cewe tolol kayak gitu? Ada. Aku. ahaha abaikan...

"Dihadapanmu semua kataku hilang, kalimatku menjadi mati, dan rasaku entah seakan meluap tanpa ku tahu cara mengendalikannya..."

Iya, sebut aku bodoh. Memang.
Apa kalian pernah mendengar istilah salting? Yahhh seperti itulah macamnya.
Setiap saat, jika bersinggungan dengan kamu, kapanpun, selalu saja salting. Gugup. Deg-deg an. Atau apalah namanya itu. Ini bener-bener menyiksa fisik sekaligus batin. Jadi nggak tenang belajar, main, semuanya serba salah. Dan yang lebih parah lagi, aku nggak bisa berkutik kalau ada di depan kamu. Ini keterlaluan. Kamu sih! :D


"Kesalahanku adalah aku terlalu banyak membuang waktuku untuk mengingat kamu yang bahkan tak pernah mengingatku"

Hingga akhirnya aku berpikir, apa yang sedang kamu lakuin cit? Hanya kesiaan yang tak berguna. Buat apa mengagumi seseorang sampai segitu freak-nya? Itu sama saja dengan bunuh diri..

Hampir setiap saat kita bertemu. Walau tak pernah bertegur sapa, tapi menurutku sangat berkesan. Saat kamu duduk disebelahku barang semenit pun, aku memaknainya. Saat kamu lewat dihadapanku , aku sudah gugup setengah mati. Saat mata kita bertemu untuk kesekian kalinya, itu sudah membuatku hampir mati. Aku susah bernapas normal. Tatapan mata itu mampu menyumbat paru-paruku.
Setengah gila aku menahan semuanya. Selama dua tahun itu.

Tapi kini aku mulai mengintropeksi diri.
Apa yang sedang kamu lakukan? Itu tak berarti apa-apa baginya. Mengingatnya tiap malam, bukan berarti dia juga mengingatmu. Memikirkannya setiap jam, itu juga belum tentu dia lakukan. Jadi untuk apa terus bergulat melawan kenyataan? Ini hidup, kadang kita tak boleh mancampur adukan realitas dengan hayalan. Bangun! Apakah dia melakukan hal yang kamu lakukan selama ini? Belum tentu. So, pikirkan cit...

"Aku yang mencintaimu seperti menusukkan pedang ke tubuhku, semakin dalam aku menyayangimu semakin dalam luka yang kurasakan."

Aku tahu itu resiko dari cinta yang ku anut. Cinta dalam hati. Pengagum rahasia. Mencintai diam-diam. Atau sejenisnya lah. Aku tahu konsekuensi dari paham tersebut: sakit hati.
Semakin lama aku mengagumi, semakin sakit pula.

Sesakit-sakitnya aku, apa pernah aku nyalahin kamu? Meski itu semua karna kamu..

Tapi aku tetap bertahan. Bertahan berteman dengan rasa sakit, cemburu, sesak, perih, semacamnya. Aku bertahan. Aku tetap berdiri dibelakang punggungnya, menanti kamu berbalik arah menatapku. Walau ku tak tahu itu kapan...

Semakin lama memang semakin terasa perihnya. Sebulan duabulan masih bisa ku jinakkan. Ini? Sudah hampir tahun ke tiga. Apakah aku mampu? Semoga..

Walau ini cinta yang berlumur rasa sakit, aku tetap bertahan. :)
Ada ya cewe se-ambisius itu? Ada. Aku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar